Langsung ke konten utama

Postingan

Sitemap www.kincirairliliput.com

 

Tangisan Kelelawar

Malam ini, langit cerah dan Bulan sedang mengobrol dengan Bintang.  Keduanya saling berbagi cerita tentang pengalaman selama mengitari bumi. “Hu … Hu … Hu …!”  Mendadak terdengar suara tangisan memecahkan keheningan malam. “Suara apa itu?” tanya Bulan terkejut. “Aneh, tidak biasanya ada suara tangisan malam-malam begini,”  ucap Bintang.   Keduanya ketakutan. Suasana sunyi semakin mencekam. Bulan menerangkan cahayanya untuk mencari sumber suara tersebut. Di dahan pohon terdekat, ternyata seekor Kelelawar sedang duduk menangis. “Oh, kamu rupanya. Huff, kami sudah ketakutan. Kelelawar, kenapa menangis?” tanya Bintang. Kelelawar mengusap air matanya.  “Aku tidak suka menjadi hewan  malam hari.” “Lho, kenapa pula tiba-tiba kamu ngomong begitu?”  Bulan bingung mendengar jawaban Kelelawar. Tidak biasanya Kelelawar berkata demikian. “Lihatlah, semua hewan-hewan tidur saat malam hari. Aku sendirian di sini dan tidak punya teman bermain.” Kelelawar mengeluh...

Sepatu Baru Terindah

  Loli adalah sepatu berpenampilan terbaik di toko Seruni . Warnanya biru bergaris-garis putih.  Ada pita keperakan menghias pinggirannya. Sebelah kiri dan kanan sepatu, disematkan mawar-mawar biru mungil mempercantik tampilannya. Ketika dipajang di etalase,  anak-anak perempuan  mengaguminya. Akan tapi, mereka tidak jadi membeli karena harga sepatu itu cukup mahal. Meski demikian, Loli bangga sekali karena banyak yang menyukainya. “Kelak aku pasti dibeli anak istimewa dan tinggal di rak sepatu yang bagus,”  ucap Loli pada teman-temannya di toko. “Belum tentu,”  ujar sepasang sepatu olahraga. “Mungkin saja orang biasa yang akan membelimu. Boleh jadi dia mendapat kado dari pamannya yang kaya.” “Kita lihat saja nanti,” Loli menyombongkan diri. “Sepatu seperti aku tidak semua orang mampu membelinya.” Sepatu-sepatu lain cuma mendengus kesal melihat keangkuhan Loli. Mereka ingin membuktikan kebenaran ucapannya. Ketika satu per satu temannya sudah laku, Loli te...

Petualangan Raja Bakteri

Raja Zelo, sang pemimpin kerajaan bakteri jahat, sedang bergembira. Dia senang karena sekarang sudah berhasil memimpin rakyatnya menuju kemakmuran. Kerja keras mereka telah memberikan hasil membanggakan. Para bakteri kerajaan merupakan mahluk-mahluk mungil jahat dan bertugas menyebarkan penyakit. Mereka berbeda dengan bakteri baik yang justru membawa manfaat bagi manusia.   Mahluk-mahluk jahat ini tinggal di tempat-tempat kotor. Anak yang dihinggapi bakteri biasanya akan jatuh sakit. Jika Mama sedih melihat buah hatinya terbaring lemah, sebaliknya Raja Zelo merasa senang. Kalau ada anak sakit, berarti dia berhasil memperluas kekuasaannya.   “Lihat, itu ada yang mau beli makanan,” kata Raja Zelo pada para pengikutnya. “Datangi dia!” Melalui udara, bakteri-bakteri beterbangan dan hinggap di jari-jari kotor, termasuk di jari anak tadi. Bocah tersebut ternyata makan tanpa mencuci tangan. Raja Zelo tersenyum. Sebentar lagi rencananya akan terwujud.  Raja tidak ...

Penghuni Baru Pohon Cemara

Ada sebatang pohon cemara bernama Lulu. Dia tinggal di halaman rumah luas bersama Tata, si pohon jambu air. Walaupun hanya berdiam di pekarangan, keduanya tidak pernah kesepian. Hampir setiap hari ada serangga atau burung-burung berkeliaran dekat mereka. Lulu dan Tata tidak terganggu dengan kehadiran hewan-hewan. Mereka senang karena suasana halaman menjadi ramai. Serangga dan burung yang berdatangan nyaman dengan keramahan pohon-pohon itu. Teman-teman baru pun terus bertambah untuk Lulu dan Tata. Semua aman dan tenteram, hingga suatu hari datanglah beberapa ekor nyamuk pada Lulu. “Hai, Pohon Cemara, kenalkan aku Ino dan ini teman-temanku,” kata nyamuk itu. “Kami mau bertanya padamu.” “Panggil saja aku Lulu. Ada yang bisa kubantu?” tanya Lulu ramah.   Nyamuk itu melanjutkan, “Boleh kami tinggal di dahan-dahanmu? Kami suka tempat berdaun rimbun seperti pohonmu.” Lulu berpikir sejenak. Selama ini sudah banyak burung membuat sarang di dahannya. Dia tidak pernah menolak. Namun, be...

Wiky si Jam Weker

Wiky si jam weker, selalu berdering nyaring, tapi merdu seperti alunan musik. Dia berbentuk lingkaran dan di bagian atasnya ada tombol untuk mematikan suara. Weker ini rutin berbunyi pada waktu tertentu Wiky berada di kamar Rowi, seorang anak kelas V SD. Dia bertugas membangunkan Rowi setiap pagi. Kalau Wiky sudah berdering, Rowi harus segera beranjak dari tempat tidur agar tidak terlambat ke sekolah. Seharusnya, tapi .... Beberapa hari ini Wiky kesal dengan Rowi. Setiap pagi, jam weker itu selalu berbunyi untuk membangunkannya. Namun, Rowi menekan tombol dan kembali tidur.  Huh, Wiky tidak suka diacuhkan. Mama pun sudah sering mengingatkan Rowi. “Ayo bangun, Wi, dari tadi jamnya sudah berdering.” “Iya, Ma,” jawab Rowi.  Dia segera turun dari tempat tidur sambil mengucek-ngucek mata. Gerakannya lamban melawan kantuk.  Wiky semakin kesal. Kalau Mama yang membangunkan, Rowi langsung beranjak. Jika Wiky berdering berulang-ulang, anak itu tidak peduli. Mama hanya geleng-gelen...

Buku Pilihan Nabila

Siang itu terjadi perdebatan sengit dalam perpustakaan mini pada sebuah rumah.  Buku-buku saling beradu argumen. Semua merasa paling berpengaruh di antara seluruh isi perpustakaan.  "Aku, si Ensiklopedia,  adalah buku paling penting di sini. Kalau kamu mau mengetahui informasi dunia, carilah aku." "Kata siapa? Aku si Buku Komputer yang paling hebat. Bukankah sekarang zaman komputerisasi?" "Tunggu dulu! Kalian lupa samaku si Buku Bahasa Inggris?  Tanpa aku,  kalian tidak bisa berkomunikasi dengan bangsa lain." Demikianlah buku-buku itu sibuk menyombongkan diri. Tidak ada yang mau mengalah. Semua memamerkan kelebihan dan mengabaikan potensi temannya.  "Kita harus mencari cara agar perdebatan ini berakhir," saran Buku Sastra. "Kita tidak bisa seperti ini terus. Di antara kalian tidak ada yang mau mengalah dan hanya memancing keributan." "Aku tahu caranya." Akhirnya Buku Katalog Perpustakaan angkat bicara. "Hari ini, kan, akh...